Rabu, 18 Mei 2011

PENDAHULUAN
Sejak beberapa tahun yang
lalu penyelenggara pendidikan
baik sekolah negeri maupun
swasta, menyelenggarakan
Pendidikan Karakter. Pendidikan
ini berkembang karena para pakar
pendidikan di Indonesia mengakui
bahwa sistem pendidikan yang
telah ada, khususnya dalam bidang
kepribadian (karakter) telah gagal
dilakukan. Gagalnya pendidikan
di Indonesia menghasilkan
manusia yang kurang berkarakter
masih bisa diperdebatkan. Tetapi
kegagalan ini setidaknya diperkuat
oleh pendapat I Ketut Sumarta,
seorang yang telah lama bergelut
dalam dunia pendidikan. Dalam
bukunya yang berjudul Pendidikan
yang Memekarkan Rasa, ia
mengatakan: “Pendidikan nasional
kita cenderung hanya menonjolkan
pembentukan kecerdasan berpikir
dan menepikan penempatan
kecerdasan rasa, kecerdasan budi,
bahkan kecerdasan batin. Dari sini
lahirlah manusia manusia yang
berotak pintar, manusia berprestasi
secara kuantitatif akademik, namun
tiada berkecerdasan budi sekaligus
sangat berkegantungan, tidak
merdeka mandiri.” Kutipan di atas
menunjukkan bahwa telah terjadi
ketidakpuasan atau cenderung
terjadinya kegagalan dalam
dunia pendidikan dalam rangka
membentuk manusia dewasa
dan berwatak mandiri. Kegagalan
membentuk manusia dewasa dan
berwatak mandiri ini kemudian
diatasi atau diperkecil dengan
melakukan program pendidikan
karakter. Kurang berhasilnya sistem
pendidikan membentuk sumber
daya manusia dengan karakter
yang tangguh, berbudi pekerti luhur,
bertanggung jawab, berdisiplin, dan
mandiri, terjadi hampir di semua
lembaga pendidikan baik negeri
maupun swasta. Lebih jauh upaya
nation character building sesuai
dengan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia terkesan tidak berjalan
seperti yang diinginkan.
Lembaga-lembaga pendidikan
baik yang bersifat umum maupun
yang berlandaskan nilai-nilai
agama berupaya sedapat mungkin
menanamkan dan mengembangkan
karakter siswanya sesuai dengan
nilai-nilai universal yang berlaku.
BPK PENABUR Jakarta sejak
tahun 1996 memberikan Progam
Pendidikan Karakter kepada
siswanya secara khusus. Pada saat
diluncurkan program ini bernama
Program Pembinaan Kepribadian
Siswa, kemudian berubah menjadi
Progam Bina Pribadi, Character
Building dan terakhir bernama
Character Formation.
Program Character Formation
dilatarbelakangi oleh beberapa
keadaan berikut:
1. Dunia yang sedang mengalami
perubahan.
Program Character Formation
diadakan oleh BPK PENABUR
Jakarta dilatarbelakangi dengan
pemahaman bahwa hidup dalam
masa ini seringkali membingungkan
baik bagi orang tua maupun
anak-anak. Ada banyak hal yang
berubah di sekeliling kita dalam
politik, sosial ekonomi, moral, dan
spiritual. Di tengah perubahan itu
tampak melemahnya penegakan
disiplin dan peraturan, sehingga apa
yang benar dan apa yang salah tidak
jelas. Dengan kata lain, batas-batas
moral menjadi kabur. Kekaburan
ini menyebabkan memilih sesuatu
yang benar dan tepat menjadi jauh
lebih sukar, dan akibatnya salah
pilih menjadi jauh lebih serius.
Penegakan disiplin, peraturan
dan batas-batas moral menjadi
jelas dalam kehidupan seorang
siswa dapat dikembalikan dengan
melakukan pembinaan secara
sengaja dan terarah. Pembinaan
tersebut dilakukan dengan
pelaksanaan dan pengembangan
karakter.
2. Meningkatnya sikap egoisme
dan pelanggaran terhadap
hak-hak orang dengan
melakukan kekerasan terhadap
orang lain.
Perkembangan ini bukan hanya
terjadi di negara tetangga kita tetapi
juga di negara kita. Perselisihan
paham dan sikap mau menang
sendiri, berkembang menjadi
pertengkaran dan perkelahian.
Kesalahan kecil antara dua
orang, yang tidak terselesaikan,
berkembang menjadi perkelahian
antar kelompok/warga dan
perusakan milik orang-orang di
sekitarnya.
3. Sikap siswa yang berubah.
Selain kedua alasan di atas,
alasan yang lebih penting adalah
banyaknya keluhan ketika terjadi
interaksi antara orang tua dan guru
tentang siswa. Banyak orang tua
melaporkan anaknya enggan pergi
ke sekolah, anak takut maju ke
depan kelas ketika mendapat giliran
atau anak tidak ada kemauan untuk
belajar. Guru menyatakan bahwa
banyak siswa kurang menunjukkan
kesungguhan dalam belajar dan
kurang berusaha, terlambat datang,
sering tidak membuat tugas,
menyontek, kurang ramah, angkuh,
meremehkan, bersikap kurang ajar,
menentang dan berkecenderungan
balas dendam, kurang tegar
dan tangguh dalam menghadapi
tekanan.
Dari berbagai latar belakang
yang telah diuraikan di atas maka
BPK PENABUR Jakarta melakukan
program Character Formation.
Program Character Formation ini
dilaksanakan di lingkungan BPK
PENABUR Jakarta sejak tahun
1996 dan dijalankan oleh sebuah
Tim Pembinaan Kepribadian Siswa.
Tim ini dibantu oleh beberapa guru
agama, guru bimbingan konseling
dan guru-guru bidang studi lain.
Tim ini bertugas merumuskan apa
yang dimaksud dengan Program
Character Formation, menentukan
ruang lingkup sasaran program,
nilai-nilai kristiani yang diajarkan,
sumber nilai kristiani, tujuan
program: Tujuan Instruksioanal
Umum (TIU) dan Khusus (TIK),
materi pembinaan, strategi
pembinaan, modul pembinaan,
metode yang digunakan. Nilai-Nilai
yang diajarkan bersumber pada
Alkitab, yang didalamnya terdapat
pengajaran hubungan dengan Allah
dan hubungan dengan sesama
manusia, pengajaran tentang iman
dan pengajaran tentang perilaku
terhadap sesama.
Sasaran umum Program
Character Formation di Lingkungan
BPK PENABUR Jakarta adalah
pembentukan manusia seutuhnya,
yang secara rinci sebagai berikut.
1. Mengajar untuk berpikir.
2. Menguatkan nilai diri yang
bertumpu pada penerimaan kita
oleh Tuhan karena kasih-Nya
(Christ based self-esteem).
Berdasarkan hal ini kita mengasihi
orang lain.
3. Membantu menguasai perasaan,
baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain.
4. Mengembangkan lebih banyak
sikap kristiani.
5. Membuka diri terhadap hubungan
saling mempedulikan
antarsesama.
6. Mengembangkan karunia untuk
melayani dan memimpin.
7. Mengajarkan untuk setia dalam
pelayanan.
Ada yang beranggapan bahwa
mendidik kepribadian siswa adalah
tanggung jawab orang tua. Pendapat
ini sebagian memang benar,
tetapi kita sebagai sekolah juga
mempunyai fungsi untuk mendidik.
Sebagai lembaga Kristen kita juga
terpanggil untuk mendidik anak
dalam perilaku Kristiani dan bukan
hanya mengajarkan berbagai
pengetahuan. ***
Djudjun Djaenudin Supriadi
Kasi. Kerohanian dan Karakter
BPK PENABUR Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar